Rabu, 17 Oktober 2012

Aoa yang kita sombongkan?

APA YANG KITA SOMBONGKAN? 

Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan. Dia melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja; ia mengangkuti air dengan ember dan menyikat lantai rumahnya keras-keras. Keringatnya bercucuran deras. Menyaksikan keganjilan ini orang itu bertanya, "Apa yang sedang Anda lakukan?"

Sang Guru menjawab, "Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang meminta nasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka.

Mereka pun tampak puas sekali. Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya mulai bermunculan. Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya."


Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih- benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari. Di tingkat terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.

Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.

Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.

Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.

Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan. Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self-esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence). Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas.

Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan kesadaran sejati di lain kutub. Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup. Keenam indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi.

Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. Ilusi ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). Inilah akar dari segala permasalahan.

Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran sejati. Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan. Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi makhluk spiritual. Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia. Kita lahir dengan tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong.

Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan universal. Kita tidak akan lagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala "tampak luar" lainnya. Yang kini kita lihat adalah "tampak dalam". Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego.
Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri. Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri.

Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah. Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam.

Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri. Kalau begitu, apa yang kita sombongkan?

Keunikan MTK

Sabtu, 13 Oktober 2012

Menghadapi Ujian Sekolah



Syahadat on the road - Ujian Semester. Terkadang terlalu terdengar serem buat kita yah. Sangking seremnya ada yang sampe meriang sebelum menghadapi sebuah ujian. Bahkan ada yang terlalu takut dia berharap gak pernah dapet ujian. Rasa-rasanya kalau bisa selama masa pendidikan di sekolah kita hanya belajar saja. Kan enak tuh?? Gak usah berfikir tentang ujian semester. Yang mana kita harus ngerjai soal banyak, gak bisa buka buku, suasana serius, dan yang pasti bikin kita “stress”. Tapi bener gak ya ujian hanya berkesan seperti yang digambarkan di atas??

Sebelum membahas lebih lanjut, kita coba renungi ayat Allah di bawah ini. Dalam surat Al Baqarah : 155-157 yang artinya, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
So, kita dapat menyimpulkan bahwa memang ujian itu wajib ada. Karena sudah menjadi janjinya Allah. Mau dia ujian hidup atau bahkan ujian sekolah. Nah, jadi kita gak perlu kaget dengan yang namanya ujian. Mau dimanapun ujian itu pasti mendatangi kita. Hanya sekarang bagaimana sikap kita dalam menghadapi ujian. Histeris kah?? Atau Tenang kah??. Semua itu tergantung pilihan kita. Dan pilihan yang jauh lebih indah adalah kita memilih untuk tenang dalam menghadapi sebuah ujian.
Terkait ujian sekolah, biasanya banyak yang gak nyangka. “Kok cepet banget sih??”, “Wah, gak kerasa ya udah ujian”, “Haduh ujiannya dua hari lagi”. Nah, itu contoh perkataan orang-orang yang memang gak siap menghadapi ujian karena mereka terlalaikan oleh waktu. Waktu itu berjalan cepet lho. Jadi jangan maen-maen dengan waktu ya. Upayakan kita benar-benar mencatat kapan kita ujian. Pelajarannya apa. Dan siapa yang bisa diajak untuk kerja kelompok. 



Untuk menghadapi ujian semester (atau apalah sebutannya), ada beberapa tips nih biar hasil ujian menjadi maksimal.
1. Belajar. Kalo yang ini so pasti lah ya. Gak usah dibahas berlebih. Hhe
2. Buat ringkasan atau resume. Nah ini yang terkadang kita lupa melakukannya. Terkadang kita terlalu enjoy (mendekati gak memperhatikan guru) dalam belajar di kelas. Sehingga kalimat-kalimat pokok yang disampaikan dari guru lupa kita catat. Kita asik melihat dan lupa mencatat. Padahal dengan mencatat kita dapat meningkatkan daya ingat sebanyak 30%. Canggih bukan. Ada banyak metode yang membantu kita mengingat pelajaran dalam proses pencatatan. Salah satunya dengan metode “mind mapping”. Metode ini sudah terbukti ampuh dalam mengatasi problema ingat-mengingat. Dalam metode ini kita mencatat pokok pikiran dari setiap materi. Lalu dijabarkan ke yang lebih detail dengan variasi warna dan betuk yang kreatif. Sehingga proses mengingat pun menjadi lebih mudah.
contoh Mind Mapiing

contoh Mind Mapping
3. Upayakan tetap tenang. Yakinkan diri bahwa saya layak untuk mendapatkan nilai terbaik. Tenang. Yakinkan diri, bahwa inilah episode kehidupan yang harus kita jalankan. Pengkondisian jiwa ini sangat penting, karena sudah terlalu banyak contoh pelajar yang pintar namun “kalah” dalam pertarungan karena mental dan jiwa mereka tidak terkondisikan untuk tenang. Jiwa mereka terlalu dipenuhi dengan rasa takut, padahal mereka tahu bahwa rasa takut itu sendiri tidak dapat membantu meringankan ujian mereka.
4. Perbaiki pikiran. Kita lebih sering berfikir negatif terhadap hasil yang akan kita peroleh. Ini merupakan hal salah. Karena dengan memperbanyak pikiran negatif kita justru menambah beban. Dan setiap pikiran tersebut –baik atau buruk- merupakan doa untuk kita. Begitu pentingnya perbaikan pikiran ini sehingga muncul statement “Mindset is Doa”. Karena memang setiap mindset yang kita hadirkan dalam otak kita akan menjadi doa. Jadi selalu berfikir positiflah, dan bayangkan hasil-hasil yang spektakuler sehingga semangat dalam menjalani ujian dapat terus meningkat.
5. Berdoa dan berharap hanya pada Allah. Saya analogikan seperti ini: Nilai bagus itu sama dengan rezeki dari Allah atas usaha kita, dan Rezeki itu sudah ada yang mengatur, yakni Allah. Jadi, bila kita meminta rezeki mintalah hanya kepada Allah. Jangan ke orang lain. Dan yang menyebabkan rezeki kita buruk adalah berharapnya kita pada makhluk dan meninggalkan Khaliq (Allah SWT). So, berharaplah nilai-nilai yang baik hanya kepada Allah lewat doa-doa kita dan sholat malam kita. Semakin dekat kita pada Allah, maka semakin mudah Allah memberikan yang menjadi keinginan kita.
Semoga bermanfaat..^^

by : muh. nurfadli

Minggu, 07 Oktober 2012

baca ampe selesai :))

Sungguh menarik jika membayangkan bahwa bumi hanya di huni oleh 100 saja. Coba Likat! Jika seluruh populasi penduduk bumi tinggal dalam satu desa dan disusutkan hingga menjadi tinggal 100 orang saja, dan jika seluruh perhitungan rasio kependudukan masih berlaku, seperti apakah kira-kira profil desa bumi tersebut?

Philip M. Hartner, MD dari fakultas kedokteran Stanford Unive
rsity Amerika Serikat mencoba menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut.
Berdasarkan analisanya pada penduduk desa bumi, ditemukan komposisi sebagai berikut :

# Dari perbandingan sukubangsa :

Maka bumi akan dihuni oleh :
57 orang Asia,
21 orang Eropa,
14 orang dari bagian bumi sebelah barat dan
8 orang Afrika

* Dari perbandingan jenis kelamin :

52 orang perempuan,
48 orang laki-laki

* Dari perbandingan warna kulit:

20 orang kulit putih,
80 orang kulit berwarna

* Dari tingkah laku seksual:

89 orang heteroseksual,
11 orang homoseksual

* Dari kekayaan dan kesejahteraan:

6 orang memiliki 59% dari seluruh kekayaan bumi, dan ke enam orang tersebut berasal dari Amerika Serikat,
80 orang tinggal di rumah-rumah yang tidak memenuhi standar,
70 orang tidak bisa membaca,
50 orang menderita kekurangan gizi,
1 orang hampir meninggal,
1 orang dalam kondisi hamil,
1 orang memiliki latar belakang perguruan tinggi,
1 orang mempunyai computer.
Sekarang mari kita renungkan analisa Hartner dan simak hal-hal berikut ini :

* Jika anda tinggal di rumah yang baik, memiliki banyak makanan dan dapat membaca — maka anda adalah bagian dari kelompok terpilih dan lebih kaya dari 75% penduduk bumi yang lain.

* Jika andamemiliki rumah yang baik, memiliki banyak makanan , dapat membaca, memiliki computer –maka anda adalah bagian dari kelompok elit

* Jika anda bangun pagi ini dan merasa sehat — anda lebih beruntung dari jutaan orang yang mungkin tidak dapat bertahan hidup hingga minggu ini

* Jika anda tidak pernah merasakan bahaya perang, kesepian karena dipenjara, kesakitan karena penyiksaan, atau kelaparan – anda lebih beruntung dari 500 juta orang yang lainnya

* Jika anda dapat menghadiri pertemuan politik, ikut kampanye, menjadi caleg, diskusi dan pertemuan keagamaan tanpa merasa takut ditangkap, disiksa, dikucilkan – anda lebih beruntung, karena lebih dari 3 milyar penduduk bumi tidak dapat melakukannya dengan bebas

* Anda juga mungkin termasuk anggota dari 8% kelompok orang-orang kaya dunia – jika anda sekarang ini memiliki uang di dompet, di bank dan mampu membelanjakan sebagian uang anda untuk makan di restoran.

* Dan jika anda membaca pesan ini sampai selesai – anda baru saja mendapatkan karunia ganda : karena seseorang memikirkan anda, dan anda lebih beruntung dari 2 milyar orang yang tidak dapat membaca sama sekali.

Demikianlah. Semoga anda dapat menikmati hari yang indah ini. Duduk di depan computer, merancang hari depan dengan baik, perduli pada sesama. Hitunglah karunia keberuntungan anda bak-baik, dan sampaikan kepada orang lain untuk mengingatkan, bahwa sebenarnya kita adalah orang-orang yang SANGAT BERUNTUNG.

Rohis Man 2 Bandar Lampung © 2008. Design by :Teja HTC Sponsored by: Teja HTC nokia center